Detailnya, buku ini berisi tentang tiga hal: kota partisipatif, hukum, dan politik. Semua artikel opini yang ada di dalam tiga tema tersebut insya Allah mudah dipahami karena ditulis berdasarkan fakta sosial atau hal-hal yang terjadi di sekeliling kita. Artikel-artikel itu juga jadi ringan dibaca karena bahasa yang digunakan tidak diberat-beratkan atau ditulis dengan bahasa orang kebanyakan.
Misalnya, dalam tema hukum, saya menulis artikel “Kewajiban Lembaga Survei Mengungkapkan Sumber Dana”. Tulisan itu sebenarnya agak berat karena yang dibahas ialah hukum tentang tentang kepemiluan. Akan tetapi, karena dimulai dengan menampilkan contoh kerja sebuah lembaga survei, artikel tersebut menjadi ringan.
Tema kota partisipatif bercerita tentang ide-ide bagaimana seharusnya kota dikelola di bawah kepemimpinan wali kota. Dalam tulisan berjudul “Kota Partisipatif”, saya mengungkapkan bahwa pengelolaan kota yang partisipatif merupakan keniscayaan. Dalam tulisan itu saya menceritakan pengalaman pribadi bagaimana saya “dipermalukan” oleh seorang anak muda di Melbourne. Ketika saya membuang sisa es krim ke jalan raya dari atas trem, seorang pemuda menegur saya. Ia meminta saya untuk mengambil sisa es krim yang saya buang itu.
Dalam artikel yang lain, masih pada tema kota partisipatif, saya menulis arti penting kata partisipatif dalam pembangunan sebuah kota. Kota-kota terbaik di dunia pasti dihuni oleh warga yang partisipatif.
Artikel bertema hukum membahas ragam substansi hukum dan penegakannya. Di samping hukum kepemiluan, dalam tema itu dibahas perspektif konstitusi tol sampai eksistensi praktik mafia peradilan.
Ulasan
Belum ada ulasan.