Suatu hari pada Juli 2006 saya bertemu dengan satu keluarga miskin di Pasaman, Sumatera Barat. Keluarga beranggotakan enam orang itu (ayah, ibu, dan empat orang anak) tinggal di rumah berukuran 6 x 4 meter dan berlantaikan tanah. Orang tua di keluarga itu bekerja serabutan. Sementara itu, pendidikan anaknya paling tinggi hanya kelas 3 sekolah dasar.
Keluarga itu terpilih sebagai responden yang saya wawancarai. Saat itu saya menjadi peneliti dalam penelitian Governance and Decentralization Survey. Waktu itu saya masih berstatus mahasiswa semester VI di Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas dan terpilih sebagai peneliti pada program itu. Penelitian tersebut merupakan kerja sama Bank Dunia dengan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada di Sumatera Barat pada Juni—Juli 2006. Penelitian tersebut dilakukan utnuk melihat implementasi program bantuan yang diberikan pemerintah, yaitu Bantuan Langsung Tunai dan Bantuan Operasional Sekolah.
Selama penelitian itu dilaksanakan, sebenarnya saya bertemu dengan banyak keluarga miskin di lapangan. Dari sekian banyak keluarga miskin itu, satu keluarga miskin di Pasaman tersebut yang membuat saya begitu terenyuh. Keprihatinan saya terhadap keluarga itu sangat mendalam. Saya menangis dan larut dalam keprihatinan.
Realita itulah yang menjadi titik balik hingga akhirnya saya memilih jalan hidup menjadi filantrop. Pada 2011 saya resmi bergabung dengan lembaga Dompet Dhuafa Republika. Saya menjadi pengelola lembaga amil zakat yang bertugas menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana publik untuk membantu orang miskin.
___
Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan catatan realita, edukasi, dan gagasan saya selama menjadi kepala cabang Dompet Dhuafa Singgalang pada 2011—2016. Dalam menjalankan amanah itu, saya tidak meninggalkan satu hal, yaitu menulis. Ketika terjun langsung di dunia civil society itu, saya menemukan banyak realita sosial masyarakat. Saya menulis realita itu, menawarkan solusi dengan cara mengedukasi publik, melahirkan berbagai gagasan yang harus direalisasikan dalam bentuk tindakan nyata (program).
Saya memberi judul buku ini Nurani Filantropis: Realita, Edukasi, dan Gagasan Gerakan Kemanusiaan. Terdapat 152 tulisan dalam buku ini. Buku ini sebagian besar berisi tulisan yang saya tulis selama saya bergabung dengan Dompet Dhuafa. Selain itu, ada beberapa tulisan yang saya tulis sebelum saya bergabung dengan Dompet Dhuafa dan ada tulisan tentang saya, yang bukan saya yang menulisnya.
Buku ini dibagi menjadi sepuluh bab. Babnya ialah Dompet Dhuafa, kemanusiaan, sosial, zakat dan wakaf, ekonomi, kurban, pendidikan, kemiskinan, agama, dan puasa.
Saya memilih kata filantropis karena ingin menjadikan kepeduliaan terhadap sesama menjadi “pakaian hidup” saya sampai kapan pun. Filantropis merupakan kata sifat dari filantropi. Filantropi adalah cinta kasih (kedermawanan dan sebagainya) kepada sesama dengan nilai kemanusiaan. Seorang filantrop menyumbangkan waktu, uang, dan tenaga untuk menolong orang lain.
Ulasan
Belum ada ulasan.